Akhir tahun ini, sekitaraan bulan november atau desember wong tani kito akan mulai bersiap "mengadu nasib" menanam padi di musim tanam pertama. Dikatakan mengadu nasib karena keberhasilan panen sebagai petani masih sangat dipengaruhi faktor nasib. Semoga saja bernasib baik semua untuk semua petani dan masyarakat Indonesia.
Rencananya kami akan menanam jenis padi hibrida F1, varietas MAPAN P-05. Saatnya mencoba yang serius bukan sekedar coba-coba, dan semua harus diperhitungkan.
Beberapa informasi tentang MAPAN P-05 menunjukan bahwa varietas padi hibrida ini selain mempunyai kelebihan jika dibanding dengan padi jenis non-hibrida, juga mempunyai kekurangan. Kekurangannya diantaranya lebih mudah rebah dan kurang tahan penyakit hawar bakteri yang mengakibatkan nantinya pengisian padi jadi kurang penuh, otomatis mengurangi tonase hasil produksi
Untuk itu kita harus mencegah agar tanaman padi hibrida MAPAN P-05 tidak mudah rebah dan tahan penyakit hawar bakter. Padi jenis varietas ini memang rawan rebah dikarenakan potensi produksi yang diatas rata-rata padi jenis lain. sehingga jika tidak dibarengi kekuatan batang dan akar yang kuat maka tentu saja rawan rebah. Penanggulangannya adalah dengan penggunaan pupuk berimbang yang tepat, tidak dianjurkan menggunakan urea secara berlebihan.
Sedangkan untuk mengatasi penyakit hawar bakteri, kita bisa melakukan tindakan prefentive dengan aplikasi penyemprotan bakterisada dengan bahan aktif tembaga, pada usaia 45 HST. Beberapa merk dagang yang bisa digunakan diantaranya Kuproxat 345SC, Nordox 56WP, Plantomycin 20WP dan lain lain.
Semoga dengan mengetahui kekurangan dan bisa menanggulanginya, hasil panen MAPAN P-05 teteap yang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar