Bismillahir rohmanir rohiim.
Kini kembali ke sawah setelah beberapa tahun terakhir prei (liburan) dari mencangkul untuk tanam padi dan palawija sejak tahun 2018. Tak terasa sudah istirahat selama 2 tahun lebih dari aktifitas dunia pertanian. Dan di akhir tahun ini (2020) kami mencoba kembali peruntungan dengan menanam padi varietas INPARI-32 yang kata orang bagus pertumbuhannya dan hasil juga memuaskan. Rencana untuk penanaman padi dengan luas lahan 250 bata (1/2 bahu) atau 3500 m2.
Cerita dimulai awal bulan Nov 2020 kami beli benih Inpari-32 SS Padiku keluaran PT. Pertani 3 kantong isi 5kg dengan harga Rp.80.000/kantong. Penampakannya kurang-lebih seperti gambar dibawah ini.
Tanggal 9 Nov 2020 persiapan media semai dengan lahan semai ukuran 12m x 8m = 96 m2. Dibuat menjadi 11 bedengan biar kaya kesebelasan sepak bola. Dan pass hari rabu tanggal 11 Nov 2020 dilakukan tebar benih padi inpari-32. Saat ini penyemaian dilakukan dengan sitem kering rtinya benih yang hendak di tebar tidak dlakukan perendaman terlebih dahulu, melaikan penebaran langsung ke lahan media semai. Lahan semai itu sendiri merupakan lahan yang kering, tapi emang gak kering-kering amat sih. Yang jelas bukan lahan basah atau becek seperti untuk lahan persemaian di musim tanam kedua.
Lahan persemaian nya seperti gambar diatas. Benih padi yang sudah ditebar ditutup tanah tipis-tipis sambil menunggu datangnya guyuran hujan dari langit. Pass malam jumat tanggal 13 Nov alhamdulillah hujan turun cukup lebat. Sehingga kemungkinan bibit padi mulai dihitung tumbuh sejak tanggal itu. Wallahu 'alam.
Penampakan benih ketika umur 25 HSS kira-kira seperti gambar diatas, (maaf karena gambar aslinya lupa di simpan tp kurang lebih segini lah, he he) |
Pemukukan persemaian padi dilakukan dua kali menggunakan Nitrea 6kg pada 25 HSS dan pada 29 HSS ditabur Nitrea 4kg plus Saprodap 3kg,
Dan ketika bibit padi sudah berumur 32 HSS baru ada kesempatan pindah tanam. Terlalu tua emang untuk bibit padi, karena menurut anjuran ahlinya ahli bibit padi sudah bisa pindah tanam ketika berumur 15 HSS atau maksimal 21 HSS. Dengan alasan supaya mempunyai anakan yang banyak. Tapi apalah daya... lahan untuk pindah tanam belum juga siap, selain menunggu curah hujan yang cukup juga karena lahan belum di garuk menggunakan traktor.
Tepat hari senin TGL 14 Dec 2020 dilakukan pindah tanam orang sini mengenal istilah dengan "nandurkeun" tanpa perlakuan pupuk dasar atau pupuk organik sesuai anjuran. Orang di desa kami memang tidak begitu ketat dalam menjalanan SOP dalam budidaya tanaman padi.
Setelah pindah tanam yang kami lakukan hanya mengontrol perairan lahan agar tidak terlalu banyak air masuk ke areal sawah sehingga bibit padi yang baru saja ditanam mengambang, akar tidak menyentuh tanah. Air yang menggenang juga disukai keong mas sebagai hama yang merusak tanaman padi di awal pertumbuhan.
2 HST. Dilakukan penyemprotan BENTAN 60WP untuk mengendalikan hama keong emas. Penyemprotan pun hanya separoh areal lahan saja tepetnya mulai tempat ex pembenihan sampai ke ujung timur sawah. Karena disitu yang terdapat banyak keong mas
Sehari libur eh pas ngantor ternyata menyisakan cerita duka, kotakan ujung timur yang posisi lahan paling bawah yang tergenang air ternyata parah dibabat si Keong. Padahal hari rebo kemaren sudah di semprot BENTAN 60WP ternyata ada beberapa regu lagi melintas dari sawah tetangga.
.Untuk posisi lahan yang lainnya cukup aman, karena dari sawah tetangga tidak masuk areal lahan sawah kami.
7 HST dilakukan ritual pemupukan tahap I, dengan racikan sebagai berikut.... Urea Pupuk Kaltim (N:46) = 50kg, Phonska Plus (15-15-15+10S) = 25kg, Saprodap (N:16-P:20-S:9) dan KCL (K:46)
Ini Penampakan tanaman padi ketka 10 HST atau 3 setelah pemupukan pertaman. Kelihatan tanaman padi masih berwarna kekuningan.
Yang gambar atas diambil dari kotakan sebelah barat bekas pembenihan sedang foto yang bawah pengambialan gambar dari sebelah timur ex lahan pembenihan, kelihatan lebih hijau tanaman padi yang bekas lahan pembibitan, karena pas masih pembibitan lahn sudah dipupuk Urea 7kg dan Saprodap 5kg.
Sedangkan pada hari ke 13, tanaman padi sudah mulai kelihatan lebih hijau, apalagi pas tanaman yang bekas persemaian pertumbuhannya lebih cepat jika dibandingkan dengan tanaman yang berada dilahan yang bukan bekas persemaian. Pada hari ke 13 juga mulai dilakukan perapihan pemtang sawah atau galeng kalo kata orang sini mah. Diharapkan agar dengan ini hama GA'ANG tidak lagi merusah tanaman padi yang posisi di pinggir galengan yang tanahnya tidak tergenang air.
Pada umur 50HST padi masih dalam fase vegetatif dan belum terlihat penampakan bunting pada batang padi. Kemungkinan mulai masuk fase generatif ketika memasuki umur 55HST, tapi karena hujan tiap hari turun pada waktu waktu tersebut maka luput dari pengamatan, karena petugas kontrol nya dirumah saja.
Umur 58HST dilakukan penyemprotan Fungisida Score 250EC dan ZPT merk Atonik yang diharapkan agar pertumbuhan generatif padi kompak, bagus dan seragam.
Pada umur 59HST posisi batang padi hampir semua bunting bahkan sebagian sudah keluar malai (mratak).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar