Budidaya Bawang Merah ala Petani Brebes

Budidaya Bawang Merah ala Petani Brebes

Aji Bintara

Sebagai putra daerah Brebes saya bangga Kota Brebes menjadi ikon produksi bawang merah nasional. Kenyataannya memang hamparan tanaman bawang merah terluas ada di kabupaten Brebes. Pada kesempatan ini kami coba memposting satu artikel tentang cara Budidaya Bawang Merah dengan pemaparan sederhana. Sederhana karena pembahasannya masih secara umum untuk seluruh wilayah Indonesia. barangkali ini akan menambah pengetahuan petani lain dalam hal menanam bawang merah.

Yang perlu diperhatikan adalah, Pemilihan Bibit bawang merah. dipilih yang sehat : warna mengkilat, kompak/tidak keropos, kulit tidak luka dan telah disimpan 2-3 bulan setelah panen).

Kultivar atau varietas yang dianjurkan untuk dataran rendah adalah: Kuning, Bima Brebes, Bangkok, Kuning Gombong, Klon No.33, Klon No.86. Varietas Bima sendiri sekarang mulai banyak variannya diantaranya ada Bima Juna, Bima Curut, Bimarkonah dll.
Sedang untuk dataran mediun atau tinggi dianjurkan menggunakan varietas Sumenep, Menteng, Klon No.88, Klon No.33, Bangkok2.

Selanjutnya teknis pembuatan bedengan untuk pertanaman bawang merah dilakukan sebagai berikut : Pada Lahan bekas sawah Dibuat bedengan dengan lebar 1.50-1.75 m. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 0.5 m dan kedalaman 0.5 m. Tanah di atas bedengan dicangkul sedalam 20 cm sampai gembur. Setelah di cangkul tanah masih harus dihaluskan lagi istilahnya di kecrik menggunakan kored/cangkul kecil
atau jika tanah sudah remah bisa menggunakan tangan, untuk pekerjaan ini biasanya menggunakan tenaga kerja wanita.





Jarak tanam bawang merah pada musim kemarau 15x15 cm atau 15x20 cm, sedang pada musim hujan 15x20 cm atau 20x20 cm. Jika pH tanah kurang dari 5.6, dilakukan pengapuran dengan menggunakan Kaptan atau Dolomit minimal 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1-1.5 ton/ha. Jika umur simpan bibit yang akan ditanam kurang dari 2 bulan, dilakukan pemogesan (pemotongan ujung umbi) kurang lebih 0.5 cm untuk memecahkan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas tanaman. Kemudian umbi bibit ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi.

Pemupukan
Pupuk dasar (-7HST): 15-20 ton/ha kohe / 5-10 ton/ha kompos
200 kg/ha SP36

Pemupukan susulan I (10-15 HST)
Urea 75-100 kg/ha
ZA 150-250 kg/ha
Kcl 75-100 kg/ha

Pemupukan susulan II (30-35 HST)
Urea 75-100 kg/ha
ZA 150-250 kg/ha
Kcl 75-100 kg/ha


Penyiraman dilakukan sesuai dengan umur tanaman : - umur 0-10 hari, 2 x/hari (pagi dan sore hari) - umur 11-35 hari, 1 x/hari (pagi hari) - umur 36-50 hari, 1 x/hari (pagi atau sore hari) Penyiangan minimal dilakukan dua kali/musim, yaitu menjelang dilakukannya pemupukan susulan ke3.

Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)

Hama 
a.Ulat bawang (Spodoptera spp).Serangan hama ini ditandai dengan bercak putih transparan pada daun. Pengendaliannya adalah : Telur dan ulat dikumpulkan lalu dimusnahkan. Pasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat bawang 40 buah/ha. Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5 % per rumpun atau telah ditemukan 1 paket telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, misalnya Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC atau Florbac.

b. Hama trip (Thrips sp.) Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada daun. Penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC.

Penyakit layu Fusarium Ditandai dengan daun menguning, daun terpelintir dan pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala demikian, tanaman dicabut dan dimusnahkan.
Penyakit otomatis atau antraknose Gejalanya : bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau terkulai. Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida Daconil 70 WP atau Antracol 70 WP.
Penyakit trotol Ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Gunakan fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll untuk membasminya.




Panen dan Pasca Panen
Untuk bawang konsumsi, waktu panen ditandai dengan 60-70% daun telah rebah, sedangkan untuk bibit kerebahan daun lebih dari 90%. Panen dilakukan waktu udara cerah. Pada waktu panen, bawang merah diikat dalam ikatan-ikatan kecil (1-1.5 kg/ikat), kemudian dijemur selama 5-7 hari). Setelah kering (penjemuran 5-7 hari), 3-4 ikatan bawang merah diikat menjadi satu, kemudian bawang dijemur dengan posisi penjemuran bagian umbi di atas selama 3-4 hari. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 85 %), umbi bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang.

Kriteria kualitas yang dikehendaki oleh konsumen rumah tangga adalah :
- Umbi berukuran besar
- Bentuk umbi bulat
- Warna kulit merah keunguan
- Umbi kering askip

Sedangkan konsumen luar (untuk ekspor) yang dikehendaki adalah :
- Umbi berukuran besar
- Bentuk umbi bulat
- Wana kulit merah muda
- Umbi kering


Tidak ada komentar:

Posting Komentar